Injil Pembebasan

Kemenangan Yang Subversif

Kuasa-kuasa (the Powers) telah memanifestasikan diri dalam the unholy trinity: Mamon, Kaisar, dan Kenisah. Ekonomi-politik yang eksploitatif. Politik-militer yang represif. Agama yang manipulatif dan memarjinalkan. Mereka adalah struktur-struktur kekerasan yang menguasai hidup manusia. Allah palsu, tetiron, yang menyingkirkan Allah sejati ke sudut deus otiosus, dan mengklaim kedaulatan tanpa kasih, keadilan, dan belarasa.

Yesus datang. Ia melawan Kuasa-kuasa. Di hadapan mereka yang terhisap, tertindas, dan terpinggirkan, Ia membuka topeng-topeng para Kuasa. Eksploitasi, represi, manipulasi, dan marginalisasi dibongkar. Tampaklah bahwa sesungguhnya mereka Allah tetiron, bukan Allah sejati.

(more…)

Memeteraikan Takdir

https://i0.wp.com/www.majalahpraise.com/images/content/Paskah-4-edit.jpg

Kubur kosong. Ilustrasi: www(dot)majalahpraise(dot)com

Pagi buta, di hari pertama pekan yang baru. Batu berat penutup kubur terguling. Gua kubur itu terbuka, seperti mengangakan mulutnya. Tapi kubur itu kosong. Jenazah Yesus tidak ada lagi di sana.

Perempuan-perempuan pemberani. Pengikut-pengikut yang tegar perkasa karena cinta. Mereka memeriksa kubur itu, mencari jenazah-Nya. Tetapi mereka tidak menemukannya. Di manakah jenazah itu sekarang berada?

(more…)

Kekalahan Bukan Kekalahan

https://i0.wp.com/www.deonald.com/wp-content/uploads/2009/04/holy_week.jpg

Ilustrasi: www(dot)deonald(dot)com

Yesus dari Nazaret sudah mati di tangan Kuasa- kuasa. Para pengikut-Nya cerai-berai, mengalami demoralisasi. Massa rakyat, yang sempat tergugah gelora revolusionernya ketika Yesus memasuki Yerusalem, membubarkan diri. Mereka pulang dengan sesal, memukul-mukul diri (Luk 23.48). Revolusi patah di tengah jalan. Matilah sudah tumbuhan liar pembebasan, layu sebelum berkembang. “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel” (24.21), begitulah pengakuan muram di antara massa rakyat dan para pengikut-Nya.

(more…)

Demi Kaum Miskin, Mati oleh Kuasa-Kuasa

Yesus telah mati di kayu salib.

https://i0.wp.com/www.mscperu.org/grafic/graficosliturgia/cuaresma_pascua/cuarPascNiniosC/cuaroascniniosCPic/Ckcuar8VSpas.JPG

Yesus dari Nazaret telah mati. Ilustrasi: www(dot)mscperu(dot)org

Ransom for many, tebusan pengganti (lutron anti) bagi banyak orang (Mrk 10.45/Mt 20.28). Gembala yang Baik memberikan nyawa-Nya bagi [keselamatan] kawanan domba-Nya (Yoh 10.11, 15). Berkat kesetiaan Yesus Kristus (dia pisteôs Iêsou Khristou, Rom 3.22; ek pisteôs Iêsou, ay 26), Allah membuat Dia menjadi penebusan (Rom 3.24) dan jalan pendamaian (ay 25) guna menerima (“membenarkan”) semua orang berdosa – baik Yahudi maupun bukan Yahudi (ay 22-24). Kristus Sang Imam Besar (Ibr 9.11) “telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri” (ay 12). Dengan kata lain, Ia “telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat” (ay 14). Dengan jalan itu, “Ia telah mendapatkan kelepasan yang kekal” (ay 12b). Darah-Nya “akan menyucikan kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup” (ay 14). Di dalam Dia dan oleh darah-Nya “kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa” (Ef 1.7).

(more…)

Teologi Pembebasan Amerika Latin: Sebuah Survai Singkat

Oleh: Rudolfus Antonius

Pengantar

Pada akhir 1960-an, sebuah gerakan sosial dan intelektual baru muncul di Amerika Latin. Berakar dalam Iman Kristen dan Alkitab, gerakan tersebut mengupayakan suprasuktur ideologisnya berdasarkan refleksi-religius yang terkait-erat dengan organisasi Gereja.

Para anggota dari tarekat-tarekat (ordo-ordo) berkomitmen pada ikrar kemiskinan. Mereka tidak mempunyai harta-milik secara individual. Meski demikian, mereka menikmati standart-dan-jaminan-hidup yang memisahkan mereka dari pergulatan sehari-hari kaum miskin. Pada waktu itu muncullah pertanyaan: Kemiskinan macam mana yang seharusnya dihidupi para anggota tarekat manakala sebagian besar orang (umat) hidup dalam kemiskinan yang sangat parah, yang merendahkan harkat-martabat kemanusiaannya? Apa yang harus dilakukan oleh Gereja dan orang-orang Kristen?

(more…)

Misi Profetis Yesus

Oleh: Rudolfus Antonius

Istilah ”misi profetis” berarti perutusan yang di dalamnya orang mengemban tugas kenabian. Ia menjadi ”penyambung lidah” Allah, menyampaikan penilaian dan sikap Allah terhadap realitas dalam konteks sosio-historis tertentu. Nabi-nabi klasik Israel, seperti Amos, Hosea, Yesaya, dan Mikha, terutama sekali bergumul dengan realitas ketidakadilan sosial dalam masyarakat pada zaman mereka. Pergumulan mereka menjadi ”rahim” bagi penilaian dan sikap Allah terhadap realitas dalam konteks sosio-historis mereka masing-masing. Penilaian dan sikap Allah menyatu dengan keprihatinan mereka. Pada gilirannya, dengan cara-cara yang khas mereka menyampaikan pesan ilahi yang telah menjiwai diri mereka itu kepada masyarakat mereka masing-masing. Pesan mereka begitu tajam, kuat, dan memiliki nilai yang berkelanjutan, karena suara mereka adalah perpaduan antara suara Allah dan suara manusia, yang menyatu dalam gugatan, harapan, dan ajakan untuk memperjuangkan kemanusiaan yang otentik. (more…)