Esai

Leon Trotsky: Berjuang Melawan Stalinisme

Pada 31 Desember 1991, Uni Soviet secara resmi dinyatakan bubar. Uni Soviet runtuh. Sementara orang mengatakan bahwa keruntuhan Uni Soviet adalah bukti bahwa Sosialisme telah gagal. Betapa tidak. Sejak keruntuhan Uni Soviet, segelintir minoritas multi-jutawan yang mengendalikan dunia terus berusaha mengajari kaum buruh dan kaum muda: tidak ada alternatif bagi kesenjangan, kemelaratan, dan kekacauan pasar; kapitalisme global adalah satu-satunya sistem yang bisa berjalan. Mereka ingin kita percaya bahwa upaya apapun untuk menyingkirkan kapitalisme akan menghasilkan kediktatoran, barisan panjang orang-orang yang mengantri roti, dan pada akhirnya keruntuhan. Seperti yang telah terjadi di Rusia!

Stalin dan Trotsky

Tapi, tunggu dulu. Betulkah sistem yang runtuh di Rusia pada akhir 1991 itu benar-benar sistem Sosialis? Memang, di sana bendera merah pernah berkibar, bintang merah pernah mengangkasa, dan patung Lenin pernah berdiri tegak. Tapi sistem yang bercokol sekian lama di Rusia sangatlah jauh dari Sosialisme! Sesungguhnya, hingga 1991 para penguasa Uni Soviet telah menginjak-injak setiap prinsip dari Revolusi Sosialis yang dipimpin oleh Lenin dan Trotsky pada 1917.

Uni Soviet bukan Sosialis; ia Stalinis! Apa bedanya? Mungkin begitu Saudara bertanya. Izinkan kami menjawabnya. Kita mulai dengan membuat perbandingan. (more…)

APA YANG TELAH DIPERBUAT SOSIALISME UNTUK RAKYAT KUBA?

Mumia Abu Jamal

Fundamen dari setiap negara adalah pendidikan bagi kaum mudanya”—Diogenes (412-323 SM)

Kunjungan Paus pada akhir Januari 1998 ke daratan Kuba menyeret pers-pers Barat pada lingkaran histeria, di mana secara implisit berita-beritanya umumnya penuh dengan harapan bahwa kunjungan Paus Yohanes Paulus II akan menjadi tanda keruntuhan penguasa Kuba.

Di saat orang-orang tidak mengerti apa yang akan terjadi di masa depan, harapan bahwa kerakusan pasar yang penuh konsumerisme material akan menjadi bahan bakar yang mengembalikan Kuba pada kemurahan-kemurahan yang ditawarkan pada masa-masa sebelum revolusi, di mana saat itu pulau ini menjadi lokasi pelacuran di Karibia, dan gudang yang murah, yaitu buruh-buruh bisa dihisap. (more…)

HM MISBACH: HAJI REVOLUSIONER

Sebagai seorang pejuang rakyat, Haji Misbach bisa disejajarkan dengan Semaoen, Tan Malaka, atau tokoh-tokoh Kiri lainnya. Di kalangan gerakan Islam, namanya memang nyaris tidak pernah disebut lantaran pendiriannya terhadap Komunisme. Menurut Misbach, Islam dan Komunisme tidak harus dipertentangkan. Islam seharusnya menjadi agama yang bergerak melawan penindasan dan ketidakadilan.

Pada zamannya, ia dikenal luas di kalangan umat Islam karena perbuatannya “menggerakkan Islam”: menggelar tablig, menerbitkan surat kabar, mendirikan sekolah, serta menentang keras penyakit hidup boros, bermewah-mewah, dan semua bentuk penghisapan dan penindasan. Ia konsekuen: satunya kata dan perbuatan.

(more…)

Pancasila dan Sosialisme

Tanggal 1 Juni hari lahirnya Pancasila. (Gambar Perisai Pancasila)

PASTI kita tidak asing dengan Pancasila. Kita semua tahu, Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Kita tahu arti kata Pancasila. Panca artinya lima, sila artinya dasar. Pancasila itu lima dasar. Kita juga hafal bunyi sila-silanya.

Satu: Ketuhanan yang Maha Esa. Dua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Tiga: Persatuan Indonesia. Empat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Lima: Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Lalu bagaimana dengan Sosialisme? Mendengar kata itu, barangkali dahi kita berkerut. Rasa-rasanya kok asing. Apa itu Sosialisme? Sebagian orang mungkin berpikir curiga: jangan-jangan Sosialisme adalah ideologi asing yang bertentangan dengan Pancasila! (more…)