Seri Belajar Sosialisme Ilmiah

Melawan Rasisme

Seri Belajar Sosialisme Ilmiah

Delapan: MELAWAN RASISME

Sosialisme bergantung pada kelas buruh. Benar. Tapi kaum buruh harus berjuang mengatasi perpecahan-perpecahan di barisannya sendiri. Salah satu perpecahan datang dari rasisme – dalam segala bentuknya! Rasismenya Hitler dan para Nazi menghasilkan pembantaian massal yang terorganisir atas jutaan orang Yahudi dan Gypsi pada 1940-an.

Apakah sih rasisme itu?

Secara mendasar, rasisme berarti menjadikan perbedaan-perbedaan fisik dan/atau budaya di antara rakyat pekerja sebagai basis untuk memperlakukan mereka secara berbeda. Perbedaan-perbedaan ini bisa berupa warna kulit, bahasa, juga agama. Dalam politik, rasisme selalu menjadi dasar bagi reaksi. Rasisme adalah suatu cara untuk mengalihkan perhatian rakyat pekerja dari akar penyebab yang sebenarnya dari masalah-masalah mereka. Rasisme membuat rakyat pekerja menemukan kambing hitam bagi masalah-masalah mereka: kelompok lain!

Suatu ketika British National Party (Partai Nasional Inggris) menyebarkan selebaran di sebelah utara Manchester. Selebaran itu didasarkan pada sebuah artikel yang ditulis oleh pemimpin BNP, Nick Griffin. Selebaran tersebut diawali dengan menggambarkan seorang perempuan tua pensiunan yang menderita; ia sangat miskin, tempatnya bernaung sangat buruk.

(more…)

Imperialisme

Seri Belajar Sosialisme Ilmiah

Tujuh: IMPERIALISME

Gerakan “stop the war” telah mengubah cara jutaan orang memahami dunia. Beberapa tahun yang lalu, menyebut pendudukan terhadap Irak sebagai imperialis akan membangkitkan kebingungan atau bahkan tawa. Tapi sekarang, idea yang sama semakin berterima akal sehat. Tapi, apa artinya “imperialisme”?

Ada arti lama, yang merujuk balik ke zaman kuno. Imperialisme berarti suatu Negara dengan seorang maharaja, seorang penguasa yang menggunakan kekuatan militer untuk menaklukkan rakyat negeri lain. Dalam pengertian itu, “imperialisme” diterapkan pada Kemaharajaan-kemaharajaan kuno Tiongkok, Persia, Romawi, dan yang sejenisnya. Secara tipikal, kemaharajaan-kemaharajaan tua memerintah melalui gubernur-gubernur yang diangkat – ingat misalnya Pontius Pilatus – yang bertugas untuk menarik upeti dari negeri-negeri jajahan untuk markas-markas besar imperial. Imperialisme berarti perampokan dengan paksa. (more…)

Lawan Semua Tembok Pemisah yang Memecah Kaum Buruh

Seri Belajar Sosialisme Ilmiah

Enam: LAWAN SEMUA TEMBOK PEMISAH YANG MEMECAH KAUM BURUH!

Berita: 20 orang pengumpul tiram ditenggelamkan di Morecambe Bay. Yang termuda di antara mereka adalah seorang gadis berumur 15 tahun. Dari mereka yang selamat, sembilan orang adalah para pencari suaka. Mereka telah hidup dalam kondisi yang sangat kumuh di Liverpool, tidur beralas matras di lantai, dengan sedikit makanan dan pemanas yang buruk. Berikut: para buruh Roma dari Yunani Utara lari dari sebuah pertanian bunga bakung di Cornwall. Mereka mengaku telah dipukuli, diancam, dan bekerja tanpa bayaran. Para laki-laki “dirumahkan” di tenda-tenda militer, para perempuan dalam sebuah kandang ternak tak berjendela.

Seorang pejabat dewan lokal mendeklarasikan bahwa akomodasi mereka “sama sekali tidak cocok untuk tempat tinggal manusia”. Para pemetik bakung bekerja dari fajar hingga petang, selalu bekerja dengan tangan. Seseorang menggambarkan kondisi-kondisi mereka:

“Tulang-tulang Saudara sakit di penghujung hari. Saudara membungkuk, melihat ke bawah, untuk delapan atau sembilan jam sehari. Saudara harus cukup kuat, kalau tidak Saudara akan sakit, dan kemudian tidak ada orang yang akan membayar Saudara sama sekali.”

(more…)

Internasionalisme: Para Pekerja Semua Negeri, Bersatulah!

Seri Belajar Sosialisme Ilmiah

Lima: INTERNASIONALISME: KAUM BURUH DI SELURUH DUNIA, BERSATULAH!

Pada tahun 1919, para pekerja galangan kapal di Kota Seattle menolak untuk mengisi senjata yang akan digunakan melawan Revolusi Bolshevik yang baru saja terjadi. Mereka diikuti oleh para pekerja galangan di San Francisco, London, Hull, dan di berbagai tempat lainnya.

Dalam semangat solidaritas global yang sama, para buruh kapas Lancashire mendukung Abraham Lincoln dalam Perang Sipil Amerika, dengan memahami bahwa itu merupakan perang melawan perbudakan. Pada tahun 1889, kaum buruh Australia dan lain-lainnya mengirimkan dukungan keuangan bagi pemogokan besar galangan kapal London. Penolakan baru-baru ini para masinis kereta api Skotlandia untuk mengangkut bahan-bahan perang adalah contoh lainnya dari sebuah tradisi yang hidup dan sangat penting.

Solidaritas internasional mempunyai sebuah tradisi yang panjang dan terhormat dalam gerakan buruh. Ini sentral bagi idea tentang Sosialisme. Kaum buruh dapat dan memang mengaku, di hadapan serangan-serangan propaganda nasionalis, bahwa sejatinya mereka “tidak memiliki negeri”, seperti ditulis Marx pada tahun 1848. Sanak-kadang sejati mereka adalah anggota-anggota lainnya dari kelas mereka di seluruh dunia.

(more…)

Bisakah Kapitalisme Dimanusiawikan?

Seri Belajar Sosialisme Ilmiah

EMPAT: BISAKAH KAPITALISME DIMANUSIAWIKAN?

Agar tetap berdaya saing atau kompetitif di pasar, semua korporasi harus memaksimalkan profit dengan menurunkan upah, memotong tunjangan-tunjangan, menghindari berbagai regulasi, dan memindahkan bisnis ke tempat-tempat lain yang memudahkan mereka untuk melakukan itu semua. Menutup pabrik dan membukanya di negara-negara yang “ramah” terhadap para investor bukanlah fenomena yang langka bagi kita.

Jean Ziegler dari PBB melihat bahwa semua korporasi “harus menjadi predator-predator; kalau tidak, mereka akan dimangsa oleh kompetisi.” Kita tahu, kanker tidak bisa disembuhkan dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Demikian juga, kapitalisme tidak bisa dijinakkan dengan perbaikan tambal sulam (“reforma”), apalagi dengan sekadar meminta kaum kapitalis untuk bertindak sesuai dengan ukuran-ukuran kepatutan – yang justru menjadi alat atau sarana publisitas mereka untuk mengkooptasi dan mengintegrasikan oposisi, sementara bisnis terus berjalan seperti biasa. (more…)

Citra Revolusi

Seri Belajar Sosialisme Ilmiah

TIGA: CITRA REVOLUSI

Seperti Apakah yang Dinamakan Revolusi itu?

Revolusi itu isinya amuk-amukan, bakar-bakaran, gebuk-gebukan, pertumpahan darah. Rusuh, ngeri. Makanya, jangan sampai deh terjadi revolusi. Begitulah kiranya anggapan sementara orang tentang revolusi. Benarkan demikian?

image

Begini. Pertama dan terutama, revolusi adalah puncak sekaligus akibat yang tidak terelakkan dari seluruh periode krisis sosial yang semakin parah dan mobilisasi-mobilisasi massa yang semakin hebat. Ketika krisis sosial mencapati titik didih, jutaan rakyat jelata, orang biasa, yang sebelumnya tidak memiliki pengalaman politik, tumpah-ruah memenuhi panggung politik guna mencari suatu solusi atas persoalan-persoalan mereka yang semakin mendesak. Inilah yang kita maksud dengan revolusi. Revolusi bukan konspirasi atau komplotan dari segelintir orang radikal yang menyandang senjata!

(more…)