tokoh

Soal “Tan Malaka, Si Trotskis Pengkhianat PKI”

Menanggapi Tulisan Bung Rinto Pangaribuan di Teologi Rakyat

Oleh: Pandu Jakasurya 

tan_malaka_by_astayogaBung Rinto Pangaribuan menyajikan tulisan menarik, “Tan Malaka, Si Trotskis Pengkhianat PKI.” Bagi saya, tulisannya mengingatkan bahwa kritisisme (termasuk otokritik) di kalangan Kiri sangatlah dibutuhkan. Salah satu pantangan bagi kita adalah mengkultusindividukan para tokoh, termasuk Tan Malaka, Amir Sjarifoeddin, Bung Karno, bahkan guru-guru besar seperti Marx dan Engels atau Lenin dan Trotski sekalipun. Dalam pada itu, izinkanlah saya memberi sedikit catatan (tidak komprehensif, karena untuk itu perlu menulis suatu makalah yang karena keterbatasan waktu sulit untuk saya lakukan sekarang). Moga-moga berfaedah.

Pertama, Bung Rinto mengatakan “tidak masuk dalam tarikan pertengkaran lama dalam pemikiran ‘kiri’ antara Stalinis atau Trotskis.” Namun, Bung memberi judul tulisan Bung “Tan Malaka, Si Trotskis Pengkhianat PKI.” Menurut pendapat saya, Bung telah jatuh ke dalam inkonsistensi. Bila Bung benar “tidak masuk dalam tarikan pertengkaran lama” itu, semestinya Bung tidak menyebut Tan Malaka “Si Trotskis” (lepas dari ia pengkhianat atau bukan pengkhianat PKI). Dengan Bung menyematkan julukan “Si Trotskis” kepada Tan Malaka, sesungguhnya Bung telah masuk “dalam tarikan pertengkaran lama” itu. (more…)

Mengenal Karl Marx

karl-marx-H

Foto: Karl Marx (sumber: history.com)

“Berkenaan dengan diri saya sendiri, bukan saya yang telah berjasa menemukan keberadaan kelas-kelas dalam masyarakat modern atau perjuangan di antara mereka. Jauh sebelum saya, para pakar sejarah borjuis telah menggambarkan perkembangan historis dari perjuangan kelas ini; dan para pakar ekonomi borjuis [telah menggambarkan] anatomi ekonomi dari kelas-kelas itu. Hal baru yang telah saya lakukan adalah membuktikan:

  1. bahwa keberadaan kelas-kelas hanya berkait-kelindan dengan fase-fase historis, fase-fase yang partikular dalam perkembangan produksi.
  2. bahwa perjuangan kelas niscaya mendorong kepada kediktatoran proletariat.
  3. bahwa kediktatoran ini sendiri hanya merupakan transisi kepada penghapusan semua kelas dan kepada suatu masyarakat tanpa kelas.”

 Karl Marx, Letter to Weydemeyer (5 Maret 1852)

Karl Marx dilahirkan pada 5 Mei 1818, di kota Trier di Rheinish Prussia. Keluarganya Yahudi, yang terpaksa menjadi Protestan pada 1824. Keluarga ini borjuis-kecil; ayahnya seorang pengacara. (more…)

Rosa Luxemburg Pejuang Revolusioner

Foto: Rosa Luxemburg (sumber: versobooks-prod.s3.amazonaws.com)

“Pada Rosa Luxemburg idea sosialis adalah suatu hasrat yang mendominasi dan perkasa, suatu hasrat yang sungguh-sungguh kreatif, yang berkobar-kobar tiada henti. Tugas besar dan ambisi yang begitu kuat dari perempuan yang menakjubkan ini adalah untuk menyiapkan jalan bagi revolusi sosial, untuk membersihkan langkah sejarah bagi sosialisme. Untuk mengalami revolusi, untuk berjuang dalam pertempuran-pertempurannya, itulah kebahagiaan tertinggi baginya. Dengan suatu kehendak, tekad, jiwa yang tanpa pamrih, dan devosi yang untuknya kata-kata terlalu lemah, ia mempersembahkan seluruh kesukaan dan segenap keberadaannya kepada Sosialisme, tidak hanya dalam kematiannya yang tragis, tetapi di sepanjang seutuh hidupnya, dari hari ke hari dan dari jam ke jam, melalui perjuangan-perjuangan dari banyak tahun. Ia adalah pedang yang tajam, nyala api yang hidup dari revolusi.” Clara Zetkin.

Pada malam 15 Januari 1919, dua revolusioner besar Sosialis gugur. Rosa Luxemburg dan Karl Liebknecht dibunuh secara brutal oleh pasukan paramiliter, yang bertindak menurut perintah-perintah dari pemerintahan Sosdem Jerman. (more…)