negara

Dari Marx Ke Lenin

Seri Sosialisme Dari Bawah (5)

Embed from Getty Images

DARI interaksi dan konflik di antara berbagai cara-pandang radikal yang muncul sebagai respons terhadap dampak Revolusi Prancis dan Revolusi Industri di Inggris, hanya satu cara-pandang yang memadukan (i) komitmen terhadap demokrasi-populer dan perekonomian sosialis dengan (ii) pemahaman bahwa hanya klas buruhlah yang dapat mewujudkan suatu masyarakat baru yang bebas dan berkelimpahan. Cara-pandang tersebut, yakni Sosialisme dari Bawah, dicetuskan oleh Karl Marx. Akan tetapi, dalam kurun waktu setengah abad setelah kematiannya (1883), cara pandang Marxis mengalami perubahan-perubahan dan pertentangan-pertentangan yang sangat hebat.

Sepanjang dekade 1890-an dunia kapitalis memasuki masa ekspansi ekonomik selama 20 tahun. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi, sebagian besar kaum buruh mengalami perbaikan-perbaikan yang riil dalam standard-standard hidup mereka. Dalam jumlah yang sangat besar, kaum buruh ikut dalam serikat-serikat buruh dan partai-partai sosialis. Banyak di antara serikat-serikat buruh dan partai-partai sosialis itu dipengaruhi oleh idea-idea Marxis. Misalnya di Jerman. (more…)

Teori Marxis Tentang Negara

Oleh: Pandu Jakasurya

Banyak orang beranggapan bahwa Negara ada untuk kepentingan segenap rakyatnya. Dengan berbagai lembaga kekuasaan dan apparatus-nya, Negara didirikan oleh rakyat, melayani kepentingan rakyat, dan dikontrol oleh rakyat. Demikianlah Negara dipandang sebagai ekspresi tertinggi dari kehendak politik rakyat sekaligus alat untuk mewujudkan kehendak itu. Maka teringatlah kita pada kata-kata yang kita temukan dalam Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia,

… untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…

Alangkah indahnya!

Namun, barang siapa membandingkan dengan jujur anggapan ini dengan kenyataan sehari-hari yang terpampang cetha wela-wela di hadapannya, sangat boleh jadi ia akan tiba pada penilaian betapa jauhnya panggang dari api. Baginya, anggapan tersebut tak lain dari mitos semata-mata. (more…)